Klik "ide judul blog" untuk membaca tulisan ide dari judul blog...

Senin, 18 Maret 2013

Flora dan Fauna Sulawesi Tenggara yang Dilindungi Undang-Undang

Artikel ini merupakan hasil kerja dari penulis selaku orang yang masuk dalam tim studi pustaka Ujungpandag Heritage dalam Tim Observasi Konawe Utara di Sulawesi Tenggara. Karena informasi mengenai Flora dan Fauna Sulawesi Tenggara ini dianggap penting, maka dicarilah datanya. 

Tahap kerja dari Sistem Informasi ini adalah Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Penyajian Data. Pada tahap awal, data-data dikumpulkan dari internet, kemudian data-data tersebut diolah sehingga menjadi informasi dan setelah itu informasi itu disajikan. Penyajian informasi dilakukan dengan dua cara yang berbeda. Cara pertama adalah melalui blog. Cara kedua adalah dengan menggunakan software pendukung, yaitu Macromedia Flash MX. Adapun sumber utama dari data nama-nama flora dan fauna Sulawesi Tenggara adalah situs resmi Sulawesi Tenggara atau yang dapat dilihat di sini http://www.sulawesitenggaraprov.go.id/profil-daerah/flora-a-fauna.html. Dengan mengacu pada situs tersebut, maka informasi mengenai flora dan fauna Sulawesi Tenggara hanya terbatas pada yang dilindungi oleh Undang-Undang saja.

Agar tidak berat me-load, artikel ini dibagi menjadi enam (6) tulisan, yaitu: Flora, Fauna Mamalia, Fauna Reptil, Fauna Aves (part 1), Fauna Aves (part 2), Fauna Moluska dan 1 Arthropoda.
Satu hal sebelum dilanjut adalah: dilarang menggandakan tulisan ini tanpa menuliskan sumbernya!
Berikut adalah Informasi Flora dan Fauna Sulawesi Tenggara yang dilindungi oleh Undang-Undang.

Flora

1. Kayu Kuku


Foto 1.  Pohon Kayu Kuku
Sumber foto: http://lh5.ggpht.com

Kayu kuku adalah tanaman tropis yang tumbuh subur di hutan dataran rendah, terutama di hutan dataran rendah yang bertanah podsolik dan aluvial. Kayu kuku ini jika dibandingkan dengan kayu jati, maka kualitasnya lebih. Kayu jenis Kayu kuku dapat diidentifikasi dengan warnanya yang coklat kemerahan, permukaannya yang licin, dan arah seratnya yang tidak teratur. Pohon Kayu kuku dapat dikenali dengan ciri-ciri tinggi pohon 30 hingga 40 meter. Tanaman Kayu Kuku dapat tumbuh berasosiasi dengan Huru Dapung, Bitanggur, Kayu Lara, Damar, dan Bungur.

Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Filum : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Leguminosae
Genus : Pericopsis
Spesies : Pericopsis mooniana

2. Kasumeeto


Foto 2. Kasumeeto
Sumber foto: http://www.wellgrowhorti.com

Kasumeeto adalah tanaman yang tumbuh di hutan hujan dataran rendah. Pohon Kasumeeto dapat diolah menjadi kayu yang berkualitas cukup baik. Kasumeeto dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian lebih dari 35 meter. Kulit pohon bagian luar berwarna hitam, bersisik, kulit bagian dalam berwarna kemerahan. Daunnya berbentuk memanjang dan terlihat mengkilat. Bunganya kecil dan berwarna putih. Buahnya, yang dinamakan buah Sawo, berbentuk bulat, dan rasanya manis. Adapun bijinya dapat dijadikan obat, yaitu obat diare.

Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ebenales
Famili : Ebenaceae
Genus : Diospyros
Spesies : Diospyros malabarica

Untuk lanjut ke Fauna klik di sini.

Fauna Mamalia

1. Rusa Timor


Foto 3. Rusa Timor
Sumber foto; http://www.antarafoto.com

Rusa Timor atau bahasa latinnya Cervus timorensis adalah salah satu dari tiga jenis rusa yang ada di Indonesia. Jenis rusa yang menjadi fauna identitas Nusa Tenggara Barat (NTB) ini biasa juga disebut Rusa Jawa. Rusa jenis ini setidaknya dapat diidentifikasi dengan ciri-ciri: memiliki tanduk yang bercabang tiga, bulunya berwarna coklat kemerah-merahan, bagian perutnya berwarna putih. Rusa Timor dewasa memiliki panjang badan 195 hingga 210 cm, tinggi badan 91 – 110 cm, berat badan 103 hingga 115 kg.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Cervidae
Genus : Cervus
Spesies : Cervus Timorensis

2. Anoa

Anoa adalah salah satu jenis hewan endemik Sulawesi. Hewan ini mirip kerbau namun ukurannya lebih kecil. Anoa memiliki bulu yang saat masih muda lebih tebal dan berwarna lebih cerah dari saat usianya sudah dewasa. Bulu anoa akan menipis dan warnanya akan berubah menjadi lebih gelap saat dewasa. 
Anoa hidup tidak berkelompok-kelompok, melainkan sendiri-sendiri atau berpasangan. Sepasang Anoa bersama-sama hanya pada saat musim kawin. Saat musim kawin telah selesai, pejantan meninggalkan pasangan dan anaknya. Kemudian anoa betinalah yang merawat anaknya. Anoa masuk dalam kategori hewan diurnal. Hewan ini juga memiliki kebiasaan seperti kerbau, yaitu mandi di lumpur. Hewan yang menjadi fauna identitas Sulawesi Tenggara ini terbagi menjadi 2 jenis: anoa dataran rendah dan anoa dataran tinggi. Sesuai namanya, Anoa dataran rendah dapat ditemukan di hutan dataran rendah sedangkan Anoa dataran tinggi atau yang biasa disebut Anoa gunung, dapat ditemukan di hutan dataran tinggi. Anoa dataran tinggi lebih banyak dijumpai daripada Anoa dataran rendah.

2.1 Anoa Dataran Rendah


Foto 4.1 Anoa Dataran Rendah
Sumber foto: http://www.biolib.cz

Anoa dataran rendah memiliki kulit yang berwarna hitam dengan bulu yang pendek berwarna coklat. Warna bulu yang jantan lebih gelap daripada warna bulu yang betina. Di beberapa bagian, bulunya berwarna putih. Bagian-bagian tersebut adalah: kaki depan, pangkal paha, dan leher. Khusus pada bagian leher, warna putihnya berbentuk seperti bulan sabit. 
Tanduk Anoa dataran rendah bentuknya pipih dan pada bagian pangkalnya terdapat lingkaran cincin. Panjang tanduknya sekitar 40 cm. Anoa dataran rendah memiliki berat yang lebih dari anoa dataran tinggi. Beratnya yaitu 150 kg hingga 300 kg. Panjang tubuhnya adalah 150 hingga 180 cm. Tinggi badannya adalah sekitar 85 cm. sedangkan ekornya memiliki panjang sekitar 40 cm.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bubalus
Spesies : Bubalus depressicornis

2.2 Anoa Dataran Tinggi


Foto 4.2 Anoa Dataran Tinggi
Sumber foto: http://www.ultimateungulate.com

Anoa dataran tinggi memiliki bobot yang lebih ringan dari anoa dataran rendah. Beratnya yaitu 100 hingga 150 kg. Anoa dataran tinggi memiliki bulu yang lebat, berwarna coklat gelap atau hitam. Tanduk anoa dataran tinggi tidak berbentuk pipih, melainkan berbentuk melingkar. Pada bagian pangkalnya tidak terdapat lingkaran cincin. Panjang tanduknya 15 hingga 27 cm. Panjang tubuhnya adalah 122 hingga 153 cm, dengan tinggi bahu tidak lebih dari 75 cm. Panjang ekornya 27 cm ke atas.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bubalus
Spesies : Bubalus quarlesi

3. Babirusa


Foto 5. Babirusa Sulawesi
Sumber foto: http://www.naturephoto-cz.com

Babirusa yang nama latinnya Babyrousa babyrussa adalah hewan endemik Indonesia. Babirusa adalah hewan sejenis babi, yang memiliki gading. Gading babirusa tumbuh melingkar dari moncongnya hingga ke dekat mata. Gading itu dapat tumbuh hingga 31 cm, dan aktif diasah di pohon untuk yang jantan. 
Babirusa yang termasuk hewan kategori diurnal ini juga memiliki kebiasaan seperti babi, yaitu mandi di lumpur. Hewan ini juga memiliki kemampuan berenang. Hewan ini sering berjalan berkelompok tidak lebih dari 8 ekor. Habitat babirusa adalah hutan lembab. Dapat ditemukan di tepi sungai atau danau. 
Babirusa memiliki panjang tubuh sekitar 1,1 meter, tinggi kaki depan naik ke bahu 65 hingga 80 cm, panjang ekor 20 hingga 32 cm, dan bobot sekitar 100 kg. Babirusa memiliki kulit yang kasar berkeriput, berwarna coklat atau abu-abu gelap. Ada tiga sub-spesies Babirusa: Babirusa emas (Babyrousa babyrussa babyrussa), Babirusa Sulawesi (Babyrousa babyrussa celebensis), dan Babirusa Togian (Babyrousa babyrussa togeanensis). Ketiga sub-spesies babirusa itu mempunyai warna yang berbeda-beda. Babirusa Sulawesi memiliki warna kulit abu-abu gelap dengan hanya beberapa bulu. Babirusa Togian memiliki kulit berwarna coklat hingga hitam, dengan warna yang lebih cerah pada bagian bawahnya. Babirusa emas warna kulit pada bagian bawahnya berwarna emas, dan warna kulit selain itu berwarna hitam.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Cetartiodactyla
Famili : Suidae
Genus : Babyrousa
Spesies : Babyrousa babyrussa

4. Bajing Tanah


Foto 6. Bajing Tanah
Sumber foto: http://www.ecologyasia.com

Bajing tanah adalah bajing yang tidak hidup di pepohonan melainkan hidup di permukaan tanah. Bajing tanah tidak hidup dengan berpindah-pindah dari pohon satu ke pohon lain seperti bajing terbang, melainkan hidup di permukaan tanah. Bajing yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Three-striped Ground Squirrel memiliki karakteristik: terdapatnya tiga garis hitam dari bahu hingga ke ekor. Bulu bajing tanah berwarna coklat tua dengan bercampur sedikit warna oranye. Adapun habitat hewan ini adalah hutan hujan primer.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Sciuridae
Genus : Lariscus
Spesies : Lariscus insignis

5. Kera Bersepatu Boot


Foto 7. Kera Bersepatu Boot

Kera Bersepatu Boot atau kera yang nama ilmiahnya Macaca ochreata adalah kera endemik Sulawesi, yang hanya terdapat di Sulawesi Tenggara. Kera yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Booted macaque ini memiliki karakteristik: warna kaki dan tangan yang berbeda dengan warna badannya, sehingga terlihat seperti memakai boot atau kaus kaki dan kaus tangan putih. Warna badan Kera Bersepatu Boot adalah coklat kehitam-hitaman. Kera Bersepatu Boot memiliki panjang 47,50 hingga 49,50 cm untuk pejantan. Sedangkan untuk betina 39,50 hingga 40,47 cm. Berat rata-rata pejantan adalah 10 kg, betina 6 kg. Kera Bersepatu Boot dapat ditemukan di hutan hujan. 
Kera Bersepatu Boot terbagi menjadi dua sub-spesies, yaitu: Macaca ochreata brunnescens dan Macaca ochreata ochreata, yang keduanya terdistribusi di dua daerah geografi yang berbeda. Macaca ochreata brunescens atau yang nama lokalnya Andoke terdistribusi di kepulauan Buton, sedangkan Macaca ochreata ochreata terdistribusi di Sulawesi Tenggara.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Spesies : Macaca ochreata

6. Musang Sulawesi


Foto 8. Musang Sulawesi

Musang Sulawesi atau yang nama latinnya Macrogalidia musschenbroekii adalah hewan endemik Sulawesi. Hewan ini mempunyai bulu yang pendek dan halus, berwarna coklat gelap di bagian atas, coklat kuning di bagian bawah badan, coklat hitam di bagian ekor. 
Hewan yang masuk dalam kategori hewan nokturnal ini adalah hewan yang hidup tidak berkelompok, melainkan sendiri-sendiri. Makanannya adalah daging hewan, seperti tikus, ayam, tupai. Hewan ini pandai memanjat pohon. Adapun habitatnya adalah hutan hujan. 
Selain daging hewan, makanan Musang Sulawesi juga adalah buah Enau. Karena itu, keberadaan Musang Sulawesi dapat diperkirakan dengan melihat keberadaan tumbuhan Enau karena hewan ini penyebar benih Enau.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Famili : Viverridae
Genus : Macrogalidia
Spesies : Macrogalidia musschenbroekii

7. Kus kus Beruang


Foto 9. Kus kus Beruang

Kuskus Beruang adalah hewan herbivora mirip Kukang, yang memiliki kantung di perutnya seperti Kanguru. Kuskus Beruang adalah jenis Kuskus yang terbesar. Panjangnya 1 meter lebih, dengan rincian: panjang kepala dan badan sekitar 61 cm, panjang ekor sekitar 58 cm. Adapun bobotnya adalah 7 hingga 10 kg. 
Kuskus Beruang memiliki ekor yang kuat yang digunakan untuk melilit batang pohon. Hewan yang gerakannya lamban tapi pasti ini menghabiskan waktu lebih banyak untuk istirahat. Hewan yang masuk dalam kategori hewan diurnal ini hidup tidak berkelompok, melainkan sendiri-sendiri atau berpasang-pasangan. Adapun habitatnya adalah hutan hujan dataran rendah yang ketinggiannya mencapai hingga 600 mdpl.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Diprotodontia
Famili : Phalangeridae
Genus : Ailurops
Spesies : Ailurops ursinus

Untuk lanjut ke Fauna Reptil silahkan klik di sini.

Fauna Reptil

8. Buaya Muara


Foto 10. Buaya Muara

Buaya muara atau yang nama latinnya Crocodylus porosus adalah jenis buaya yang terbesar di antara keenam jenis buaya yang terdapat di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Buaya muara dinamakan seperti itu karena habitatnya adalah di muara sungai. Buaya muara memiliki panjang hingga 7 meter. Berat hingga 1000 kilogram. Namun Panjang betinanya hanya 2,5 hingga 3 meter.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Crocodylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Spesies : Crocodylus porosus

9. Sanca Bodo


Foto 11. Python molurus bivittatus

Sanca Bodo atau yang nama latinnya Python molurus adalah salah satu jenis ular yang biasa dijadikan hewan peliharaan. Sanca Bodo termasuk kategori hewan nokturnal. Hewan ini hidup tidak berkelompok, melainkan sendiri-sendiri. Habitat hewan yang dalam bahasa Inggris dinamakan Asiatic Rock Python ini adalah hutan hujan, yang dapat ditemui di kaki bukit berbatu, lembah sungai, semak belukar, dan rawa. Hewan ini seringkali ditemukan tidak jauh dari sumber air. 
Sanca Bodo betina memiliki panjang dan bobot yang lebih dari Sanca Bodo jantan. Panjang Sanca Bodo sekitar 5 meter, sedangkan bobotnya sekitar 160 kilogram. Sanca Bodo memiliki kulit yang berwarna krem, coklat hingga coklat tua, dan memiliki pola. 
Sanca Bodo terdiri dari dua (2) sub-spesies, yaitu Python molurus molurus dan Python molurus bivittatus. Python molurus molurus tersebar di India, Bangladesh, Pakistan sampai Nepal. Sedangkan Python molurus bivittatus tersebar di Indonesia, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sumbawa dan Sulawesi. 
Kedua sub-spesies Sanca Bodo memiliki perbedaan yang cukup mudah diidentifikasi. Python molurus bivittatus berwarna lebih gelap dari Python molurus molurus. Pola pada badan Python molurus bivittatus berbentuk dasar persegi panjang dengan garis batas berwarna hitam, pada bagian kepala terdapat tanda bentuk panah yang juga merupakan bagian dari polanya. Python molurus molurus juga memiliki tanda berbentuk panah di bagian atas kepalanya, namun hanya sebagian atau ujung tanda panahnya memudar.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Boidae
Genus : Python
Spesies : Python molurus

10. Soa soa


Foto 12. Soa soa
Sumber foto: http://www.dahmstierleben.de

Soa soa atau hewan yang nama latinnya Hydrosaurus amboinensis adalah hewan yang dikatakan mirip dengan dinosaurus. Dikatakan pula Soa soa adalah hewan zaman prasejarah yang masih tersisa hingga kini. Soa soa memiliki semacam layar di ekornya, yang akan mengembang saat merasa dirinya terancam. Panjang badan reptil ini sekitar 120 cm. Hidupnya di pepohonan, juga di pinggiran sungai. Adapun makanannya adalah serangga.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Agamidae
Sub Famili : Hydrosaurinae
Genus : Hydrosaurus
Spesies : Hydrosaurus amboinensis

11. Penyu Belimbing


Foto 13. Penyu Belimbing

Penyu belimbing adalah jenis penyu terbesar di dunia. Penyu ini dinamakan Penyu belimbing karena cangkangnya yang menyerupai belimbing. Penyu ini mempunyai cangkang berukuran panjang 1 hingga 1,75 meter. Panjang keseluruhannya adalah 1,83 hingga 2,2 meter. Beratnya mencapai 250 hingga 700 kilogram, bahkan dapat mencapai 916 kg dengan panjang keseluruhan 3 meter, seperti pada spesies yang ditemukan di pantai Barat Wales di tahun 1988. Warna Penyu ini adalah hitam dengan bintik-bintik putih dan juga merah jambu. Salah satu hal yang membedakan Penyu belimbing dengan penyu-penyu lainnya adalah tidak terbentuknya sudut yang tajam antara cangkang atas dengan cangkang bawah. 
Penyu belimbing tidak hidup berkelompok, melainkan sendiri-sendiri. Makanannya adalah binatang invertebrata, seperti ubur-ubur. Karena Penyu Belimbing atau penyu pada umumnya adalah hewan yang kebanyakan beraktifitas di air, maka Penyu Belimbing sangat jarang dilihat di daratan. Namun Penyu Belimbing betina dapat dilihat di daratan pada waktu yang digunakan untuk bertelur, yaitu malam hari.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudines
Famili : Dermochelyidae
Genus : Dermochelys
Spesies : Dermochelys coriacea

12. Penyu Tempayan


Foto 14. Penyu Tempayan

Penyu Tempayan adalah jenis penyu yang memiliki cangkang yang berwarna coklat tanah liat. Panjang penyu ini adalah 81 hingga 105 cm, berat 65 hingga 101 kg. Penyu ini memiliki rahang yang sangat kuat untuk menghancurkan mangsanya. Makanannya adalah hewan yang memiliki cangkang, seperti kerang. Namun, penyu ini juga memakan hewan lunak, seperti ubur-ubur.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudines
Famili : Cheloniidae
Genus : Caretta
Spesies : Caretta caretta

Untuk lanjut ke Fauna Aves silahkan klik di sini.

Fauna Aves (part 1)

13. Maleo


Foto 15. Burung Maleo

Burung Maleo atau hewan yang nama latinnya Macrochepalon maleo adalah hewan Endemik Sulawesi. Burung ini memiliki ciri khas terdapatnya tonjolan di atas kepalanya. Burung Maleo memiliki badan yang berwarna hitam di bagian atasnya dan putih di bagian perutnya. Di sekitar matanya berwarna kuning. Paruhnya berwarna jingga. Burung ini memiliki kaki yang besar berwarna abu-abu. Panjang burung ini adalah 55 hingga 60 cm. Sedangkan panjang ekornya hampir setengah dari panjang badannya. 
Salah satu hal yang unik dari Burung Maleo selain bentuknya adalah sifatnya yang anti poligami. Burung Maleo seumur hidupnya hanya memiliki satu pasangan. Saat pasangannya telah mati, ia tidak akan kawin lagi. 
Habitat Burung Maleo adalah pantai berpasir panas. Pasir yang panas dimanfaatkan oleh burung ini untuk menghangatkan telurnya. Tidak seperti burung pada umumnya yang setelah bertelur mengerami telurnya. Burung Maleo setelah bertelur akan langsung pergi meninggalkan telurnya yang dikubur dalam pasir, tanpa pernah kembali. Oleh karena itu, pantai berpasir panas menjadi habitat Burung Maleo untuk berkembang biak.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Megapodiidae
Genus : Macrochepalon
Spesies : Macrochepalon maleo

14. Rangkong


Foto 16. Rhyticeros cassidix
Sumber foto: http://farm8.staticflickr.com

Burung Rangkong atau burung yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Hornbill adalah jenis burung yang memiliki paruh yang besar, yang juga dikatakan mirip dengan tanduk. Burung Rangkong memiliki beragam ukuran. Di Indonesia, panjang badan Rangkong adalah 40 hingga 150 cm. Beratnya mencapai hingga 3,6 kilogram. Warna di bagian wajah Burung Rangkong berbeda-beda, namun warna badannya sama, yaitu berwarna hitam. Habitat burung ini adalah hutan hujan tropis dataran rendah dan perbukitan. Makanan utamanya adalah buah-buahan. 
Burung yang biasa juga disebut Enggang atau Julang ini terdiri dari 57 spesies di seluruh dunia. Indonesia merupakan Negara yang paling banyak memiliki spesies burung Rangkong, yaitu 14 spesies. Tiga spesies di antaranya adalah hewan endemik Indonesia. Adapun Burung Rangkong yang dilindungi oleh Undang-Undang di Sulawesi Tenggara adalah Aceros cassidix atau Rhyticeros cassidix yang merupakan hewan endemik Indonesia yang terdapat di Sulawesi.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Bucerotiformes
Famili : Bucoretidae
Genus : Aceros
Spesies : Aceros cassidix

15. Itik Liar


Foto 17. Itik Liar

Itik liar atau yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan White-winged Duck adalah jenis itik yang memiliki karakteristik sayap yang berwarna putih. Warna putih yang akan terlihat cukup baik saat sayapnya terbuka. Warna badan itik ini adalah coklat gelap atau hitam. Kepala hingga leher atasnya berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Panjang Itik ini adalah 66 hingga 81 cm. 
Itik liar hidup tidak dengan berkelompok, melainkan sendiri-sendiri atau berpasangan. Itik ini dapat ditemukan di sungai yang mengalir lambat ataupun di rawa, yang berada di dalam hutan.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Anseriformes
Famili : Anatidae
Genus : Cairina
Spesies : Cairina scutulata

16. Elang Laut Perut Putih


Foto 18. Elang Laut Perut Putih

Erang Laut perut putih adalah jenis elang laut yang memiliki karakteristik perut atau bagian bawah yang berwarna putih. Warna putihnya terdapat di bagian bawah hingga kepala, di pangkal sayap, juga di ujung ekor. Warna bagian atasnya adalah abu-abu hingga hitam. Panjang badannya sekitar 70 cm. Makanannya adalah ular, penyu dan kura-kura kecil.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Falconiformes
Famili : Accipitridae
Genus : Haliaeetus
Spesies : Haliaeetus leucogaster

17. Bangau Hitam


Foto 19. Bangau Hitam

Bangau hitam atau yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Woolly-necked Stork adalah jenis bangau yang memiliki karakteristik bulu yang seperti wool pada lehernya. Bangau ini memiliki warna hitam pada badannya, warna putih pada lehernya. Warna hitam pada paruhnya dengan warna merah pada ujungnya. Matanya berwarna merah.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Ciconiidae
Genus : Ciconia
Spesies : Ciconia episcopus

18. Cekakak Hutan Tungging Hijau


Foto 20. Cekakak Hutan Tungging Hijau
Sumber foto: http://shortwing.co.uk

Cekakak Hutan Tungging Hijau adalah hewan endemik Sulawesi. Ciri-ciri burung ini adalah badannya berwarna coklat, kepalanya berwarna biru, punggung hingga ekor, atau tungging, dan sayapnya berwarna hijau. Pada bagian tenggorokannya berwarna putih, paruhnya berwarna merah-oranye.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Coraciiformes
Famili : Acedinidae
Genus : Actenoides
Spesies : Actenoides monachus

19. Ibis

Ibis adalah hewan sejenis burung yang mirip dengan bangau. Ciri khasnya adalah paruhnya yang panjang dan melengkung ke bawah. Terdapat dua spesies Ibis di Sulawesi Tenggara yang dilindungi oleh Undang-Undang. Kedua spesies Ibis tersebut adalah Ibis Hitam dan Pelatuk Besi.

19.1 Ibis Hitam


Foto 21.1 Ibis Hitam (Glossy Ibis)

Ibis hitam atau yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Glossy Ibis adalah jenis Ibis yang memiliki karakteristik: bulu yang berkilau. Ibis hitam memiliki warna hitam dengan warna hijau dan merah yang berkilau. Nama lokal Ibis hitam adalah Ibis Rokoroko. Ibis hitam dapat ditemukan di sawah, rawa-rawa, dan pinggiran danau. Makanannya adalah ikan, katak, dan hewan invertebrata. Panjangnya adalah 48 hingga 66 cm. Sedangkan beratnya adalah 485 hingga 580 gram.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Threskiornithidae
Genus : Plegadis
Spesies : Plegadis falcinellus

19.2 Pelatuk Besi


Foto 21.2 Pelatuk Besi
Sumber foto: http://animaldiversity.ummz.umich.edu

Pelatuk Besi adalah burung Ibis yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Sacred Ibis. Badan Ibis ini berwarna putih, dan bagian kepalanya berwarna hitam. Paruhnya juga berwarna hitam. Ibis jenis ini dapat ditemukan di dekat sungai, sungai dan pantai. Makanan hewan ini adalah udang juga ikan.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Threskiornithidae
Genus : Threskiornis
Spesies : Threskiornis aethiopicus

20. Bangau Tong Tong


Foto 22. Bangau Tong Tong

Bangau ini mempunyai badan yang berwarna hitam. Bagian bawah atau perutnya berwarna putih. Lehernya berwarna kuning, dan hanya mempunyai sedikit bulu. Paruhnya cukup besar. Ciri khas dari Bangau Tongtong adalah kepalanya yang botak. Panjang badan bangau ini adalah 122 hingga 129 cm. Bangau ini dapat ditemukan di rawa, sawah dan danau.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Ciconiidae
Genus : Leptoptilos
Spesies : Leptoptilos javanicus

21. Kuntul Kecil


Foto 23. Kuntul Kecil

Kuntul kecil adalah burung serupa dengan bangau yang berukuran paling kecil di jenisnya. Warna badan Kuntul kecil seluruhnya putih. Paruhnya berwarna hitam, kakinya berwarna hitam pada bagian atas atau pangkal dan kuning pada bagian bawah atau ujung. Pada bagian kepalanya terdapat dua bulu atau rambut tebal yang memanjang ke belakang. Selain itu terdapat juga bulu-bulu atau rambut yang sama akan tetapi lebih pendek di bagian dadanya. Panjang tubuh Kuntul kecil sekitar 64 cm, panjang sayapnya 88 sampai 106 cm. Beratnya sekitar 300 g. Kuntul kecil tidak pernah ditemukan jauh dari air. Makanannya adalah ikan-ikan kecil.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Ardeidae
Genus : Egretta
Spesies : Egretta garzetta

22. Kuntul Kerbau


Foto 24. Kuntul Kerbau

Kuntul Kerbau adalah jenis kuntul yang biasa ditemukan berada di atas punggung kerbau atau hewan ternak lainnya. Kuntul kerbau memiliki kebiasaan berkelana dengan hewan ternak, seperti kerbau. Nama ilmiah Kuntul kerbau adalah Egretta Ibis atau Bubulcus Ibis. Hewan ini seluruh badannya berwarna putih, kecuali kaki dan paruhnya. Kakinya berwarna hitam dan paruhnya berwarna kuning-oranye. Panjang badannya adalah 46 sampai 56 cm, panjang sayapnya 88 hingga 96 cm, sedangkan bobotnya 340 hingga 390 gram. Hal yang unik dari hewan ini adalah saat sedang dalam masa kawin, warna bulunya akan berubah menjadi oranye. Warna oranye itu dapat dilihat di bagian kepala, punggung, juga dadanya.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Ardeidae
Genus : Egretta
Spesies : Egretta Ibis

Untuk lanjut ke part 2 silahkan klik di sini.

Fauna Aves (part 2)

23. Pecuk Ular


Foto 25. Pecuk Ular

Pecuk Ular adalah burung besar yang mempunyai leher yang panjang. Burung ini mempunyai kemampuan berenang dengan cara berenang yang unik. Saat berenang badannya berada di dalam air sedangkan leher dan kepalanya berada di permukaan. Hal tersebut membuatnya terlihat seperti ular. Makanan burung ini adalah ikan. Pecuk Ular dapat ditemukan di danau, sungai, dan rawa. 
Panjang Pecuk Ular adalah 89 hingga 91 cm. Lebar sayapnya adalah 114 cm. Pecuk Ular memiliki badan yang berwarna hitam, dengan sayap dan ekor yang berwarna coklat. Pada bulu sayapnya terdapat garis-garis putih. Di bagian dekat mata hingga ke leher juga terdapat garis putih.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Famili : Anhingidae
Genus : Anhinga
Spesies : Anhinga melanogaster

24. Mandar Sulawesi


Gambar 1. Mandar Sulawesi
Sumber gambar: http://upload.wikimedia.org

Mandar Sulawesi atau Mandar dengkur adalah hewan endemik Sulawesi. Burung ini juga adalah fauna identitas Sulawesi Barat. Mandar Sulawesi mempunyai ciri-ciri pada bagian leher belakang berwarna merah, bagian muka hingga ke dada bagian bawah berwarna abu-abu, di bagian leher berwarna putih, pada bagian bawah sekitaran perut berwarna hitam dengan garis-garis putih, dan paruh yang berwarna kemerahan.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Gruiformes
Famili : Rallidae
Genus : Aramidopsis
Spesies : Aramidopsis plateni

25. Nuri Sulawesi


Foto 26. Nuri Sulawesi
Sumber foto: http://ibc.lynxeds.com

Nuri Sulawesi atau yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Blue-backed parrot adalah jenis burung yang berwarna hijau dengan warna biru samar-samar pada bagian belakang atau punggungnya. Badannya berwarna hijau muda, sedangkan sayapnya berwarna hijau tua. Paruhnya berwarna merah untuk jantan sedangkan warna putih untuk betina. Panjangnya sekitar 32 cm.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Psittacidae
Genus : Tanygnathus
Spesies : Tanygnathus sumatranus

26. Wili wili


Foto 27. Burung Wili wili

Wili-wili atau burung pantai yang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Beach thick-knee adalah burung yang berkarakteristik memiliki lutut yang besar. Wili-wili memiliki warna dominan coklat. Bagian atas berwarna coklat tua, bagian bawah berwarna coklat muda atau coklat keabu-abuan. Bagian dalam sayap berwarna putih. Di bagian kepala terdapat pola, yaitu di sekitaran mata berwarna hitam dan di bagian atas mata terdapat warna putih yang terlihat seperti alis. Bagian tenggorokan berwarna putih, bagian pangkal sayap luar terdapat pola garis hitam dan putih. Ujung paruh berwarna hitam, pangkal paruh berwarna kuning. Kaki berwarna kuning. Wili-wili atau yang dalam bahasa Latinnya bernama Esacus magnirostris memiliki panjang sekitar 56 cm.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Charadriiformes
Famili : Burhinidae
Genus : Esacus
Spesies : Esacus magnirostris

27. Dara Laut


Foto 28. Dara Laut Biasa

Burung Dara Laut adalah burung laut Famili Sternidae yang kesemua jenisnya dilindungi oleh Undang-Undang di Sulawesi Tenggara atau di Indonesia. Burung Dara Laut mempunyai ciri-ciri berkaki pendek, sayap panjang dan runcing, dan paruh yang runcing dan halus. Terdapat beberapa jenis Burung Dara Laut di Indonesia, yang beberapa di antaranya dapat ditemukan di Sulawesi Tenggara. Jenis-jenis burung tersebut adalah: 
1. Dara laut biasa/ common tern (Sterna hirundo)
2. Dara Laut Tengkuk-hitam / Black-naped Tern (Sterna sumatrana)
3. Dara Laut Jambul / Great Crested Tern (Sterna bergii)
4. Dara Laut Benggala / Lesser Crested Tern (Sterna bengalensis)
5. Dara Laut Jambon / Roseate Tern (Sterna dougallii)
6. Dara Laut Sayap hitam (Sterna fuscata)
7. Dara Laut Aleutian / Aleutian Tern (Sterna aleutica)
8. Dara Laut Fiji (Sterna lunata)
9. Dara Laut Batu (Sterna anaethetus)
10. Dara Laut kecil (Sterna albifrons)
11. Dara Laut Cina (Sterna bernsteini)

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Charadriiformes
Famili : Sternidae

28. Burung Hantu


Foto 29. Burung Hantu

Burung Hantu adalah burung yang masuk dalam kategori hewan nokturnal. Burung Hantu dengan semua jenisnya dari Famili Strigidae dilindungi oleh Undang-Undang di Indonesia. Burung yang matanya tidak terletak di samping melainkan di depan ini memiliki bobot mulai dari 40 gram hingga 4 kg. Burung yang dapat ditemui sedang bertengger di ranting pohon pada malam hari ini juga memiliki keunikan yaitu dapat memutar kepalanya sampai 180 derajat, bahkan hingga 230 derajat.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Strigiformes
Famili : Strigidae

29. Burung Madu


Foto 30. Burung Madu Hitam (Nectarinia aspasia)
Sumber foto: http://twearth.com

Burung Madu adalah burung yang makanan utamanya nektar atau sari bunga. Semua jenis Burung Madu famili Nectariniidae di Indonesia dilindungi oleh Undang-Undang. Burung Madu mempunyai ciri-ciri bertubuh kecil dengan paruh yang cukup panjang, tipis, dan agak melengkung ke bawah. Burung ini gerakannya cepat, dan suaranya berisik. Ada banyak jenis Burung Madu famili Nectariniidae yang tiap-tiap spesiesnya memiliki warna yang berbeda yang tersebar di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah: Burung Madu Hitam (Nectarinia aspasia).

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Nectariniidae

30. Cikalang Christmas


Foto 31. Cikalang Christmas

Burung Cikalang Christmas adalah jenis burung yang dapat ditemukan di Pulau Christmas. Ciri khas burung jenis ini adalah kantung paruh berwarna merah yang terdapat di tenggorokannya. Selain itu, ujung paruhnya menukik ke bawah. Pada betina kantung paruh itu tidak ada, namun terdapat warna putih pada dada ke atas hingga melingkari lehernya. Warna badan Burung Cikalang Christmas adalah hitam dengan perut yang berwarna putih. Sayap burung ini panjang dan meruncing. Panjang burung ini sekitar 89 hingga 100 cm.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Famili : Fregatidae
Genus : Fregata
Spesies : Fregata andrewsi

31. Serindit Sulawesi


Gambar 2. Serindit Sulawesi
Sumber gambar: http://www.oiseaux.net

Burung Serindit Sulawesi adalah hewan endemik Sulawesi. Burung yang masuk dalam ordo burung paruh bengkok ini mempunyai perilaku yang unik, yaitu sering bergantung di dahan pohon, dan juga lebih sering berjalan atau memanjat daripada terbang. Serindit Sulawesi juga Serindit jenis lain memiliki warna hijau. Namun yang membedakan Serindit Sulawesi dengan Serindit jenis lain adalah paruh dan ekornya nya yang berwarna merah. Panjang Serindit Sulawesi sekitar 10,5 cm.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Psittacidae
Genus : Loriculus
Spesies : Loriculus exilis

32. Nuri Ornet


Foto 32. Nuri Ornet
Sumber foto: http://ibc.lynxeds.com

Nuri Ornet atau burung yang juga dikenal dengan nama Burung Kasturi ini memiliki warna yang dominan hijau dengan warna-warni yang berpola di bagian kepalanya. Pola warna itulah yang menjadi penanda Nuri Onet. Pola itu adalah warna biru pada bagian atas kepala juga di bagian belakang mata, warna merah pada bagian dada hingga tenggorokan dengan warna merah yang terdapat di dadanya terdapat garis-garis hitam, dan sedikit warna kuning di bagian samping kiri kanan kepala. Paruhnya berwarna oranye. Panjang badannya sekitar 25 cm sedangkan berat tubuhnya adalah 110 hingga 130 gram.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Psittacidae
Genus : Trichoglossus
Spesies : Trichoglossus ornatus

Untuk lanjut ke Fauna Moluska dan 1 Arthropoda silahkan klik di sini.

Fauna Cnidaria, Molussca, dan Arthropoda

33. Akar Bahar


Foto 33.1 Akar Bahar di antara terumbu karang
Sumber foto: http://www.reefsforum.com

Akar Bahar merupakan hewan laut yang bentuknya seperti akar tanaman. Hidupnya menempel di terumbu karang. Akar bahar mengandung radium alamiah dengan nomor atom 88. Radium ini berwarna putih, akan tetapi akan berubah warna menjadi hitam apabila teroksidasi.

Foto 33.2 Akar Bahar yang telah teroksidasi
Sumber foto: http://hiburan.kompasiana.com

Kerajaan : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Anthozoa
Ordo : Antipatharia
Famili : Antipathidae
Genus : Antipathes sp.

34. Kima Raksasa


Foto 34. Kima Raksasa di antara terumbu karang

Kima Raksasa adalah kerang jenis kima yang memiliki ukuran terbesar di jenisnya. Panjang cangkangnya dapat mencapai 1,5 meter. Kima raksasa hidup pada kedalaman 20 meter, dengan menempati habitat terumbu karang.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Famili : Tridacnidae
Genus : Tridacna
Spesies : Tridacna gigas

35. Kima Sisik


Foto 35. Kima Sisik

Kima Sisik adalah jenis kima yang cangkangnya seperti mempunyai sisik. Panjang cangkangnya dapat tumbuh hingga 45 cm. Kima Sisik dapat ditemukan pada habitat terumbu karang yang berada pada kedalaman 15 hingga 20 meter.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Famili : Tridacnidae
Genus : Tridacna
Spesies : Tridacna squamosa

36. Triton Terompet


Foto 36. Triton Terompet
Sumber foto: http://www.flickr.com

Triton Terompet adalah kerang yang masuk dalam kelas kerang yang menggunakan perutnya sebagai alat gerak atau kaki. Bentuk cangkangnya mengerucut. Jenis kerang ini dapat ditemukan di antara terumbu karang. Cangkang kerang Triton Terompet biasa dimanfaatkan sebagai alat musik, yaitu alat musik sejenis terompet.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Neotaenioglossa
Famili : Ranellidae
Genus : Charonia
Spesies : Charonia tritonis

37. Kepala Kambing


Foto 37. Kepala Kambing
Sumber foto: http://www.underwaterkwaj.com

Kepala Kambing adalah hewan mollusca kelas gastropoda. Kepala kambing memiliki ukuran cangkang yang dapat tumbuh hingga 16 cm. Kerang jenis ini masuk dalam kategori hewan nokturnal.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Neotaenioglossa
Famili : Cassidae
Genus : Cassis
Spesies : Cassis cornuta

38. Batu Laga


Foto 38. Batu Laga (cangkang)
Sumber foto: http://www.ebay.com

Batu Laga atau kerang yang masuk dalam kelas yang menggunakan perutnya sebagai alat gerak atau kaki ini memiliki cangkang yang berwarna hijau dengan bagian dalamnya berwarna perak. Namun setelah kerang ini sudah dewasa atau cangkangnya sudah mencapai ukuran 15 cm lebih, maka kerang ini akan ditutupi oleh alga dan sejenisnya, sehingga cangkangnya akan terlihat seperti tidak berwarna hijau lagi. Ukuran siput ini dapat mencapai 20 cm.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Archaeogastropoda
Famili : Turbinidae
Genus : Turbo
Spesies : Turbo marmoratus

39. Susu Bundar


Foto 39. Cangkang Susu Bundar tampak samping dan tampak bawah
Sumber foto: http://www.idscaro.net

Susu Bundar atau juga yang biasa dikenal dengan nama Lola adalah kerang kelas gastropoda yang masuk dalam kategori hewan nokturnal. Susu Bundar dapat ditemukan di antara terumbu karang. Siput ini berbentuk kerucut. Dinamakan Susu Bundar karena cangkang siput ini berwarna putih susu dengan motif coklat tua kemerah-merahan.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Archaeogastropoda
Famili : Trochidae
Genus : Trochus
Spesies : Trochus niloticus

40. Nautilus Berongga


Foto 40. Nautilus Berongga di dasar laut
Sumber foto: http://calphotos.berkeley.edu

Nautilus Berongga atau kerang yang bagian dalam cangkangnya berongga ini adalah hewan yang masuk dalam kategori hewan nokturnal. Nautilus Berongga dapat ditemukan di dasar laut dengan kedalaman laut 500 meter, namun akan naik ke permukaan pada malam hari. 
Panjang Nautilus berongga adalah sekitar 20 cm. Cangkangnya berwarna putih dengan pola garis berwarna coklat. Nautilus berongga juga memiliki tentakel-tentakel kecil yang berjumlah sekitar 90 buah. Mata hewan ini tidak memiliki kornea/ lensa.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Nautiloida
Famili : Nautilidae
Genus : Nautilus
Spesies : Nautilus pompilius

41. Kepiting Kelapa


Foto 41. Kepiting Kelapa di pohon kelapa

Kepiting Kelapa adalah jenis kepiting darat terbesar di dunia. Panjangnya dari ujung kaki satu ke ujung kaki satunya adalah sekitar 1 meter dengan berat sekitar 3 kilogram. Kepiting ini terdiri dari dua variasi warna. Ada yang berwarna biru keunguan, ada juga yang berwarna merah oranye. Kepiting ini dinamakan Kepiting Kelapa karena dia memakan kelapa, dan oleh karenanya dapat memanjat pohon kelapa.

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Coenobitidae
Genus : Birgus
Spesies : Birgus latro

Itulah tadi Informasi mengenai Flora dan Fauna Sulawesi Tenggara yang dilindungi oleh Undang-Undang. Semoga bermanfaat. Wassalam...


Referensi

  1. http://www.arkive.org
  2. http://animaldiversity.ummz.umich.edu
  3. http://alamendah.wordpress.com
  4. http://www.ultimateungulate.com
  5. http://www.iucnredlist.org
  6. http://omkicau.com
  7. http://www.kutilang.or.id
  8. http://www.biolib.cz/en
  9. http://wisata.kompasiana.com
  10. http://hiburan.kompasiana.com
  11. http://www.anneahira.com
  12. http://www.indonesianfauna.com
  13. http://indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com
  14. http://flora-faunaindonesia.blogspot.com
  15. http://klasifikasi.org
  16. http://animallabel.wordpress.com
  17. http://owt.or.id
  18. http://wulanprimatalover.blogspot.com
  19. http://giyartoyk.wordpress.com
  20. http://www.scribd.com
  21. http://blognyaibudosen.blogspot.com
  22. http://www.burung.org
  23. http://www.hoglezoo.org
  24. http://www.ecologyasia.com
  25. http://www.naturephoto-cz.com
  26. http://www.antarafoto.com
  27. http://en.academic.ru
  28. http://petros-kasenda.blogspot.com
  29. http://zalfaaqilah.wordpress.com
  30. http://trochusniloticus.blogspot.com
  31. http://www.denun.net
  32. http://sutarko.blogspot.com
  33. http://informasikehutanan.blogspot.com
  34. http://mounandar.blogspot.com
  35. http://www.plantamor.com
  36. Institut Pertanian Bogor. Gambaran Umum Taman Nasional Cendrawasih 
  37. Kamariah. 2011. Skripsi: “Analisis Morfometrik Kepala pada Beberapa Subspesies Burung Dara Laut (Laridae)”. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Peternakan Bogor. 
  38. Nuryanto Agus dan Solihin Duryadi Dedi. 2006. Variasi Sekuens Gen Mitokondrial Sitokrom C Oksidae I dari Siput Lola (Trochus niloticus). Purwokerto: Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA Volume 23 (1) Januari 2006. 
  39. PDF: Daftar Primata Appendiks I dan II CITES. 
  40. Ambang Wijaya. 2006. Pendugaan Ukuran Populasi dan Sebaran Macaca ochreata brunnescens, Matschie 1901 di Kawasan Hutan Lambusango, Kabupaen Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Indonesia: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 
  41. M. Gufran H. Kordi K. 2010. A to Z Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan, Kosmetik dan Obat-Obatan. Penerbit: Andi. Institut Pertanian Bogor.
  42. Emmy Gratiana. April 2004. Informasi Singkat Benih: Diospyros malabarica (Desr.) Kostel. Bandung: Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan.