Sumber foto: asiamelayu.blogspot.com
Kerajaan Champa adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di sebuah wilayah, yang sekarang adalah Vietnam tengah dan selatan, pada tahun 192 M hingga 1832 M. Selama beberapa abad menguasai wilayah tersebut, akhirnya kerajaan Champa diokupasi oleh orang-orang Vietnam. Jadi, orang-orang Vietnam yang sekarang bukanlah penduduk asli wilayah tersebut. Melainkan pendatang dari wilayah lain.
A. Profil Kerajaan
Menurut catatan
sejarah Cina, Kerajaan Champa mulai berdiri pada tahun 192 M, yang kerajaannya disebutkan
dengan nama Lin Yi. Kerajaan ini merupakan gabungan dari kota-kota yang
mempunyai kekuasaan di wilayahnya masing-masing atau untuk itu dikenal dengan
istilah konfederasi kota. Kota-kota tersebut bernama:
1. Inderapura (wilayah yang sekarang bernama Dong Duong);
2. Amaravati (wilayah yang sekarang bernama Quang Nam);
3. Vijaya (wilayah yang sekarang bernama Cha Ban);
4. Kauthara (wilayah yang sekarang bernama Nha Trang);
5. Panduranga (wilayah yang sekarang bernama Phan Rang);
1. Inderapura (wilayah yang sekarang bernama Dong Duong);
2. Amaravati (wilayah yang sekarang bernama Quang Nam);
3. Vijaya (wilayah yang sekarang bernama Cha Ban);
4. Kauthara (wilayah yang sekarang bernama Nha Trang);
5. Panduranga (wilayah yang sekarang bernama Phan Rang);
Pada
awalnya, ibu kota kerajaan Champa terletak di Inderapura (875 M – 1000 M),
kemudian dipindahkan ke Vijaya (1000 M – 1471 M), lalu berpindah di Panduranga
(1471 M). Adapun wilayah kekuasaan
kerajaan Champa pada setelah abad ke-7 meliputi wilayah-wilayah yang sekarang
bernama: Quang Nam, Quang Ngai, Binh Dinh, Phu Yen, Khanh Hoa, Ninh Thuan, dan
Binh Thuan.
Masyarakat Champa (masyarakat yang juga dikenal dengan nama
Urang Champa) adalah masyarakat yang mata pencahariannya berdagang. Berdasarkan
penelitian, asal-usul masyarakat ini adalah Melayu-Polinesia yang menduduki
nusantara pada abad sebelum masehi. Masyarakat ini pada awalnya menganut agama
Hindu Siwa sebagai agama resminya. Setelahnya, pada masa pemerintahan raja
Inderawarman II, beralih ke Buddha Mahayana. Kemudian, pada abad ke-13 barulah
menganut agama Islam. Ciri dari masyarakat Champ ini juga adalah menganut
budaya Matrilineal. Masyarakat ini bermusuhan dengan orang-orang Khmer
(Kamboja) dan Dai Viet (Vietnam) yang masih berlangsung hingga sekarang. Bukti
dari permusuhan orang-orang Dai Viet terhadap Urang Champ adalah pemerintah
Vietnam membiarkan bangunan kuno Urang Cham di Vietnam, yaitu Kompleks
percandian My Son dan Po Klong Garai, tidak diurus/ dilestarikan.
Gambar Kompleks Candi My Son (atas) dan Po Klong Garai (bawah)
Gambar Kompleks Candi My Son (atas) dan Po Klong Garai (bawah)
Saat ini, Urang Champ tersebar di delapan negara, yaitu:
Vietnam, Kamboja, Indonesia, USA, Thailand, Laos, dan Perancis.
B. Latar Belakang Berdirinya
Kerajaan Lin Yi (nama
kerajaan Champa sebelumnya) diperkirakan didirikan oleh seorang pejabat lokal
bernama Ku-Lien yang memberontak terhadap Kekaisaran Han pada tahun 192 M.
C. Evolusi Kerajaan Champa
Konsep evolusi yang dibahasakan di sini adalah perkembangan
dan keruntuhan kerajaan Champa.
Pada awalnya, ibu kota
kerajaan ini terletak di Inderapura pada tahun 875 M. Pada tahun 982 M,
kerajaan Dai Viet menyerang kerajaan Champa, sehingga menyebabkan kerajaan
Champa beralih ke Vijaya, yang kemudian menjadi ibu kotanya pada tahun 1000 M.
Setelahnya, kerajaan Dai Viet menyerang kerajaan Champa lagi di Vijaya pada
tahun 1021, 1026, dan 1044 M. Kemudian pada tahun 1069, mereka menyerang lagi,
dan menghancurkan kota Vijaya.
Pada tahun 1080, kota
Vijaya diserang oleh kerajaan Khmer. Pada tahun 1145 M, kerajaan Khmer
menyerang lagi. Pada tahun 1177 M, masyarakat Champa melakukan serangan balasan
ke ibu kota Khmer, dan membunuh rajanya. Akhirnya, pada tahun 1471, kerajaan
Dai Viet, pada zaman dinasti Le, yang diperintah oleh Le Thanh Ton (1460 – 1479
M), berhasil merampas Vijaya. Kemenangan kerajaan Dai Viet tersebut membuat
raja Dai Viet menjadikan Amaravati dan Vijaya sebagai bagian dari kerajaannya. Dengan
kekalahan kerajaan Champ di Vijaya itu, kerajaan tersebut tidak berbentuk
konfederasi kota lagi. Dengan kekalahan di Vijaya tersebut, Urang Champ
bermigrasi ke Panduranga, dan menjadikannya sebagai ibu kotanya.
Perpindahan ibu kota
Champ di Panduranga, membawa corak baru bagi kebudayaannya. Di sini, Islam
mulai berkembang di masyarakat Champ secara luas. Bahasa Sanskrit yang
digunakan sebagai bahasa resmi, kini tidak digunakan lagi. Pada masa itu,
bahasa Melayu yang digunakan secara luas.
Kerajaan Champa juga mempunyai hubungan dengan kerajaan-kerajaan di nusantara, yaitu: kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit. Catatan-catatan di Indonesia menunjukkan pengaruh Putri Darawati, seorang putri Champa yang beragama Islam, terhadap suaminya, Kertawijaya, Raja Majapahit ke tujuh sehingga keluarga kerajaan Majapahit akhirnya memeluk agama Islam. Makam Putri Champa dapat ditemukan di Trowulan, situs ibukota Kerajaan Majapahit. Selain itu, dalam Babad Tanah Jawi, dikatakan bahwa bahwa Raja Brawijaya V memiliki istri bernama Amarawti (atau Dwarawati), seorang puteri dari Kerajaan Champa yang beragama Islam. Beberapa Walisongo juga dikatakan pernah bermukim di Kerajaan Champa sebelum menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Pada tahun 1695 M, penguasa Champa di Pandurangan melakukan perlawanan kepada Vietnam. Namun akhirnya kerajaan Champa kalah, sehingga kerajaan Champa menjadi negara bawahan oleh Kaisar Gia Long dari Dinasti Nguyen. Pada tahun 1832 M, akhirnya kerajaan champa dibubarkan oleh anak Kaisar Gia Long, yaitu Kaisar Minh Mang.
Berikut adalah peta yang memperlihatkan wilayah kerajaan Champa, pada tahun 1300 M:
Daftar Pustaka:
1. www.kompasiana.com
2. wikipedia
3. keraskeng.blogspot.com