Klik "ide judul blog" untuk membaca tulisan ide dari judul blog...

Selasa, 13 Mei 2014

Mengatasi Keresahan Malam Hari

 sumber foto: http://iwak.info

Malam ini begitu sunyi. Sekarang sudah hampir pukul 1. Sebagian orang memanfaatkan waktu seperti saat ini untuk tidur, yang lain memanfaatkannya untuk belajar, sebagian lainnya memanfaatkannya untuk bersenang-senang dan sebagian lainnya lagi memanfaatkannya untuk menulis.

Malam hari merupakan fenomena alam yang mengajarkan kita arti keadilan. Bukan hanya kita yang membutuhkan cahaya, tapi orang lain di belahan bumi lain juga membutuhkannya. Bumi berputar untuk mengajarkan kita arti keadilan.

Sekarang sudah pukul 1 lewat 20 menit. Itu artinya waktu telah berlalu sekitar 20 menit dan ide pun belum muncul di kepala. Hal tersebut menandakan bahwa ide adalah sesuatu yang tidak mudah didapatkan. Oleh karena itu, patutlah kiranya jika kita menghargai ide yang muncul di kepala kita. Kita tidak boleh membuang ide kita begitu saja tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu. Ide butuh untuk dihargai.

Sekarang sudah pukul 1 lewat 30 menit. Waktu telah berlalu 10 menit. Waktu adalah sesuatu yang berharga. Kita harus menggunakannya sebaik mungkin, karena kita tidak bisa mengendalikannya. Kita dapat menjinakkan hewan, membudidayakan tumbuhan, tapi kita tidak bisa mengendalikan waktu. Begitu berharganya waktu sehingga kita tidak diberi kuasa untuk mengendalikannya.

Sekarang pukul 1 lewat 50 menit, ide telah muncul. Cobalah sejenak kita memikirkan laut di kala malam hari. Gunakanlah imajinasi untuk dapat berada di laut saat ini dan berfikir untuk mencoba menyelam ke dalamnya. Begitu menakutkan, begitu menegangkan. Saat kita berada di dalam laut, maka tidak ada cahaya, sedangkan di samping kiri kanan kita ada ikan hiu dengan gigi-giginya yang tajam yang siap untuk memangsa kita. Jika kita sungguh berada di laut pada malam hari, beranikah kita untuk menyelam ke dalamnya ?

Ide yang baru saja muncul adalah mengenai laut di kala malam hari. Begitu hebatnya otak ini, sehingga dengan hanya memikirkan laut di kala malam hari, maka dengan cepat hal lain yang berhubungan dengan hal tersebut muncul. Hal yang dimaksud adalah pemikiran orang dahulu.

Zaman dulu, orang-orang berfikir secara mitologi. Penyebab guntur, penyebab gempa, penyebab hujan, semua itu datangnya dari dewa. Dahulu kala orang-orang percaya akan adanya dewa. Sehingga mereka harus melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati dewa. Mereka takut terhadap dewa, mereka takut terhadap alam.

Zaman prasejarah mesolitik, orang-orang tidak berani berada di luar rumah saat malam hari karena pada saat malam hari, tidak ada cahaya. Sebelum matahari terbenam, mereka segera masuk ke dalam rumah, mereka berhenti beraktifitas. Waktu terus berlalu, dan mereka menemukan alternatif cahaya, yaitu api. Mereka telah menemukan api.

Ketakutan terhadap malam hari pun hilang. Paradigma mereka mengenai malam hari telah berubah. Mereka mulai menemukan keindahan di kala malam hari, yaitu memandangi bulan dan bintang-bintang yang bergelantungan di langit.

Ketakutan penulis terhadap laut di kala malam hari sama halnya dengan ketakutan yang dialami oleh orang-orang dulu untuk keluar rumah pada malam hari sebelum ditemukannya api. Ketakutan dapat ditaklukkan dengan pengetahuan dan keberanian. Saat kita memberanikan diri untuk menyelam ke dalam laut di kala malam hari dan tidak ada ikan hiu di samping kiri kanan kita, maka ketakutan terhadap laut di kala malam hari akan hilang. Saat kita memperoleh pengetahuan tentang ikan hiu, maka ketakuan terhadapnya akan hilang dan kita akan berani mendekatinya.

Begitu hebatnya otak ini, dengan hanya memikirkan suatu hal, maka hal lain yang berhubungan akan terfikirkan. Kita hanya perlu menjelaskan bagaimana hubungan antara hal-hal tersebut.

Sekarang sudah pukul 2 lewat 48 menit. Sebenarnya tulisan ini muncul karena keresahan penulis akan aktivitas-aktivitas yang telah penulis lakukan. Apakah aktivitas yang telah dilakukan selama seharian sudah produktif ? Apakah aktivitas yang telah dilakukan selama seharian sudah berkualitas ? Sehingga dalam waktu memikirkan hal-hal tersebut, ide untuk menulis muncul. Tulisan ini ditulis apa adanya, untuk menghilangkan keresahan akan hal-hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar